Filsafat Ilmu Pengetahuan

PENGERTIAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
        
            Filsafat dapat didefinisikan sebagai alam pikiran atau alam berpikir dan berfilsafat artinya berfikir. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan menyatakan bahwa setiap manusia adalah filsuf, akan tetapi semboyan ini secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Filsafat dapat diartikan sebagai hasil hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya dan sungguh-sungguh.
            Ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis  dan terurut melalui metode ilmiah. Ilmu pengetahuan dapat menjawab semua aspek yang diperlukan oleh manusia untuk memperoleh keinginannya yang semula dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak bisa menjadi bisa serta menjawab tentang suatu kenyataan atau kejadian yang sedang terjadi. Ilmu pengetahuan dapat disimpulkan sebagai sekumpulan pengetahuan dalam bidang tertentu yang disusun secara sistematis menggunakan metode keilmuan dan dapat dipelajari serta diajarkan, dan memiliki nilai kegunaan tertentu.
Ilmu pengetahuan memiliki fungsi untuk mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi , dan mengendalikan kemudian ilmu melaksanakan fungsinya melalui teori yang dikandungnya. Teori merupakan definisi, konsep, dan hipotesis tentang hubungan antar variabel dan memiliki tujuan untuk menjelaskan kemudian memprediksi, sehingga memungkinkan untuk melakukan pengendalian. Sesuai dengan karakteristik ilmu, yaitu rasional, logis, objektif dan terbuka, maka seorang ilmuwan selain memiliki syarat-syarat empirisme, rasionalisme, dan kritisme juga harus memiliki sikap ilmiah sebagai berikut:
1.   Sikap ingin tahu, yaitu memiliki sikap bertanya atau penasaran terhadap sesuatu yang belum dia ketahui, yang tidak wajar, dan terdapat kesenjangan.
2.    Skeptik, yaitu bersikap ragu terhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum kuat dasar pembuktiannya
3.  Kritis, yaitu cakap dalam menunjukkan batas-batas soal, mampu menunjukkan perbedaan-perbedaan (divergensi) dan persamaan-persamaan (konvergensi), serta cakap menempatkan pengertian-pengertian yang tepat.
4.     Objektif, yaitu mementingkan objektivitas (tidak memihak)
5.     Free from etique, yang berarti bahwa ilmu itu monologis yaitu menilai apa yang benar dan apa yang salah, tetapi harus memperhatikan apa yang baik dan apa yang buruk bagi kemanusiaan.

Ilmu Pengetahuan memiliki dua teori yang dapat dijadikan bahan ajar untuk dapat diterapkan, yaitu harus mempunyai teori realistis terhadapa alam yang berarti bahwa terdapat gambaran yang didapat dari alam nyata dan teori idealisme yang menjelaskan bahwa pengetahuan terdapat sifat mental atau psikologis yang berarti bahwa sesuatu yang ada dalam alam meurut pendapat atau penglihatan orang yang mengalami dan mengetahuinya.

REFERENSI
Prof. Dr. Suryana, M.si 2010. Jurnal Metodologi Penelitian. Bandung:UPI
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/196006021986011-SURYANA/FILE__7.pdf
Dr. Ir. Masyuri, MP & Dr. M. Zainudin, MA. Metodologi Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


Komentar

Postingan Populer