Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan
Penduduk
A.
Pengertian Pertumbahan Penduduk
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.
Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh besarnya kelahiran (Birth),
kematian (Death), migrasi masuk (In Migration), dan migrasi
keluar (Out Migration). Penduduk akan bertambah jumlahnya apabila
terdapat bayi yang lahir dan penduduk yang datang, dan penduduk akan berkurang
jumlahnya apabila terdapat penduduk yang mati dan penduduk yang keluar wilayah
tersebut.
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Penduduk
1. Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa
faktor yang mendukung kelahiran (pro natalitas) antara lain:
a. Kawin pada usia muda, karena ada
anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
b. Anak dianggap sebagai sumber tenaga
keluarga untuk membantu orang tua.
c. Anggapan bahwa banyak anak banyak
rejeki.
d. Anak menjadi kebanggaan bagi orang
tua.
e. Anggapan bahwa penerus keturunan
adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin
mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor penghambat kelahiran
(anti natalitas), antara lain:
a. Adanya program keluarga berencana
yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
b. Adanya ketentuan batas usia menikah,
untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19
tahun.
c. Anggapan anak menjadi beban keluarga
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
d. Adanya pembatasan tunjangan anak
untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke 2.
e. Penundaaan kawin sampai selesai
pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
2. Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk
menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka
kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian
(pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas). Faktor
pendukung kematian (pro mortalitas):
a. Sarana kesehatan yang kurang
memadai.
b. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan
c. Terjadinya berbagai bencana alam
d. Terjadinya peperangan
e. Terjadinya kecelakaan lalu lintas
dan industry
f. Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
Faktor penghambat kematian (anti mortalitas):
a. Lingkungan hidup sehat.
b. Fasilitas kesehatan tersedia dengan
lengkap.
c. Ajaran agama melarang bunuh diri dan
membunuh orang lain.
d. Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
e. Semakin tinggi tingkat pendidikan
penduduk.
Faktor penyebab utama ini adalah adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan. Dengan
kemajuan teknologi kesehatan kelahiran dapat diatur dan kematian dapat dicegah.
Ini semua mengakibatkan menurunnya angka kematian secara drastis atau mencolok.
Sesuai dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka
tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan penduduknya mengalami 4 periode
yaitu:
1.
Periode
I
Pada
periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai dengan
adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut periode
statis.
2.
Periode
II
Tahap
kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan
kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat
angka kelahiran yang masih tinggi.
3.
Periode
III
Periode
ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat kematian
pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun,
penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota keluarga.
4.
Periode
IV
Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat
kelahiran menurun secara perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode
ini di sebut periode penduduk stasioner.
Menurut statistik demografi dalam jangka waktu sekitar
seperempat abad mendatang jumlah penduduk kota di negara-negara yang sedang
berkembang akan bertambah kira-kir 1,3 triliun jiwa, atau kurang lebih dua kali
tipat iumlah penduduk pada tahun 1975. Jumlah penduduk kota pada tahun 1975
merupakan 28 persen dari total penduduk. ]umlah ini akan meningkat menjadi
lebih dari 42 persen pada tahun 2000, yang berarti bahwa kurang lebih dua
pertiga dari jumlah pertambahan penduduk berada di wilayah-wilayah perkotaan. Hal
ini menciptakan pertambahan yang dramatis pula dalam unit perumahan fisik dan
penyempurnaan permukiman (Rahardjo Adisasmita 2005).
REFERENSI:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/19103/Chapter%20II.pdf;jsessionid=02C63E6756494327808176306F801A5F?sequence=3
Komentar
Posting Komentar